Sistem Kesehatan Indonesia

looking health as a part of a system..

Wednesday, November 24, 2010

Medical Tourism a Travel to Find Cure

 



 Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Fachmi Idris memperkirakan masyarakat IndonesiaIndonesia dalam satu tahun sekitar 20 T per tahun. Mengapa hal ini bisa terjadi?? yang berobat ke luar negeri menghabiskan dana yang sama banyaknya dengan anggaran kesehatan


Kurang lebih alasannya adalah pasien merasa berobat ke luar negeri lebih baik pelayanannya, peralatannya lebih canggih, obat-obatannya lebih ampuh, dan dokternya bekerja lebih profesional. Pasien bisa puas bertanya . Ada kepastian mengenai penyakit yang diderita, dan tahu apa tindakan selanjutnya, sehingga pasien atau keluarga pasien merasa puas walaupun mengeluarkan uang lebih besar di luar negeri.


Selain ramai-ramai menggembar-gemborkan budaya cinta dalam negeri termasuk produk pelayanan kesehatan. Tidak ada salahnya apabila kita melihat kualitas produk itu sendiri, apakah sudah layak dicintai?? Kalau dalam bidang kesehatan apakah sudah sesuai dengan standar operasional dan standar pelayanan kesehatan?


Kalau melihat alasan di atas, mayoritas berkaitan erat dengan kualitas pelayan yang diberikan oleh dokter. Untuk standar pelayanan kesehatan yang diberikan dokter sebenarnya sudah tercantum dalam UU praktek Kedokteran no 29/2004. Kewajiban dokterlah memberi informasi yang jelas tentang kepastian penyakit pasien dan menjelaskan pilihan-pilihan yang tindakan yang dapat diambil dan apabila dokter tidak sanggup menangani dapat merujuk ke dokter yang memiliki kompetensi.


 Kalau masalah obat, sebenarnya tidak ada banyak perbedaan antara dokter asing dan dokter dalam negeri. Dokter dalam negeri, justru cenderung lebih mengenal karakteristik pasien karena berdomisili di lokasi. Namun kepercayaan berpengaruh besar terhadap tingkat kesembuhan pasien itu sendiri. Kepercayaan ini, dapat dibangun atas komunikasi yang baik antara dokter dan pasien dan ini yang masih lemah pada dokter-dokter di Indonesia. Karena budaya, yang menganggap pasien hanya objek yang mengharapkan obat untuk sembuh tanpa berusaha membangun hubungan yang baik dengan mereka, akhirnya membuat pasien merasa tidak terfasilitasi untuk menyampaikan keluhannya dan timbul ketidak percayaan.


Karena sistem pembayaran dokter di Indonesia yang masih bergantung pada fee for service ataupun out of pocket, akhirnya banyak dokter yang menjadikan pasien sebagai objek untuk mendapatkan keuntungan. Memberikan pengobatan ataupun prosedur medis, yang sebernya tidak dibutukhkan oleh pasien. Untuk kasus yang satu ini, juga sebernya sudah berusaha ditekan dengan adanya program DRG di rumah sakit dan program Jaminan Kesehatan Semesta, dimana apabila program ini berjalan lancer, maka tidak ada lagi pembayaran dokter melalui out of pocket.


Pembenahan standar pelayanan dokter dan rumah sakit adalah hal yang mutlak harus dilakukan untuk menekan angka pasien yang berobat ke luar negeri. Berobat di negeri sendiri, tanpa harus menguras kantong dalam tentunya adalah impian bagi masyarakat Indonesia dan impian itu dapat tercapai dengan pemberian pelayanan yang baik oleh dokter dan rumah sakit sesuai dengan acuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah



0 comments:

Post a Comment